Jumat, 04 Juli 2014

Tersimpan Manis Tak Tersampaikan 2



Ketika seseorang yang kita sudah kenal begitu dekat tiba tiba menghilang dan menjauh begitu saja, ada apa gerangan? Apakah ada yang salah dengan diriku? Apakah aku yang hanya seberkas masa lalu untuk nya?

Bagi ku, teman dekat yang sudah lama ku kenal adalah bagian bagian dalam hidupku yang membuat ku seperti ini. Bagaimana pun mereka sekarang, aku tetap mengingatnya. Sangat melekat di memori fikiran ku, mereka yang penuh canda tawa, mereka yang selalu bersama di situasi apapun. Kita yang dulu kini telah hilang dan hanya menyisakan bisikan nama dari mulut ke mulut. Tak ada yang menyangka, mereka yang dahulu pernah menjadi orang yang spesial untuk kita sekarang hanya tersisa nama dan harapan saja. Tanpa mereka sadari, dari jarak berpuluh puluh kilometer masih ada seorang teman lama yang masih ingin tetap bersama dan mengulang kisah lama yang pernah di ukir di masa lalu, namun kisah hanyalah sebuah kisah. Terukir sejarah hanya terjadi satu kali dalam seumur hidup, tak ada yang menyangka. Begitu jahat. Namun inilah realita yang harus di jalani.

Sempat menyimpan perasaan kepada salah satu teman dekat ku namanya Adinda (nama di samarkan). Cantik seperti namanya, mempunyai hobi yang sama sepertiku, namun pada saat itu aku takut mengutarakan perasaan. Dengan alasan “Dia kan temen gue dari lama, gak enak lah kalo di pacarin. Ntar pas udah putus bisa aja kita musuhan, kita gak kenal lagi. Sia sia pertemanan kita selama ini nantinya” terbesit sejenak pemikiran bodoh seperti itu.
Maafkan aku Tuhan aku membohongi diriku sendiri, aku bukan orang yang pantas untuknya masih banyak yang lebih baik untuknya. Melihat ia tersenyum manis bersandar di pundak ku itu sudah lebih dari cukup mengisi kebosanan menjalani hidup yang tiada ada habisnya ini.

Kenangan terakhir masih teringat, dimana kamu mengajakku bermain basket di sebuah taman kota di sore yang cerah. Sangat tepat untuk mengutarakan perasaan, akan tetapi aku masih saja lemah mental dan menunda nunda untuk mengungkapkan perasaan sayang yang telah lama terkubur ini. Lapangan basket yang kosong kita gunakan berdua menghabiskan sore bersama, bercanda, tertawa, bercerita. Semua kita ukir indah disana, sampai ahirnya matahari benar benar terbenam tak berwujud dan aku mengantar mu sampai depan pintu rumah, pulang membawa seribu kata bahagia di hati. 

Alam berkata lain untuk kita, semalam penuh semenjak kita menghabiskan sore kemarin kamu tidak ada kabar. Sms, telfon semua nihil tak ada hasil, sampai ahirnya aku membuka facebook dan melihat status nya yang berubah seketika menjadi “Kamu ga lebih dari seorang pemberi harapan palsu!, selama ini aku nunggu moment kamu masih aja gak peka. Aku males lama-lama kalo gini-gini terus sama kamu.” 

Begitulah mungkin. perasaan dua insan yang sudah di persatukan sejak lama berahir dengan ketidak pastian perasaan di kedua belah pihak, Sedih, kecewa bercampur aduk dalam satu moment. Penyesalan, hanya itu perasaan yang ku rasakan semenjak Adinda memilih jalan nya sendiri untuk tidak membuka hatinya kembali.

“Tuhan.. Bisakah engkau persatukan kami lagi? maafkan aku telah membuang banyak waktu yang kau beri untuk memendam perasaan yang harusnya ku katakan sejak awal, sekarang dia..... Ah sudahlah Tuhan, kesalahan ku terbayar lunas disini. Aku mengerti sekarang, jaga dia baik baik Tuhan. Berikan dia pendamping yang lebih baik dari ku, jangan biarkan dia kembali menangis hanya untuk menunggu kepastian perasaan. ”

Dia yang dulu pernah menjadi orang spesial dalam hidupku, kini telah menjadi orang yang tidak mengenalku sama sekali, aku tak mengerti apa yang terjadi, Lambat laun aku menjadi paham kenapa Dia menjadi seperti itu, ternyata baginya aku hanyalah Pemberi Harapan Palsu yang membosankan.
Perlahan, makin lama ia benar benar menjauhi ku. mulai dari delcont ku dari bbm, Unfollow ku dari twitter dan mulai mem blacklist segala yang ada di fikirannya tentang diriku dan kenangan kita.
Maafkan aku, karna telah menjadi laki laki paling lemah untuk dirimu. Aku bukanlah pilihan yang tepat untuk dirimu, aku hanyalah sampah kecil dalam bagian hidupmu. Bagi ku dirimu adalah dirimu yang dulu pernah aku sayangi, dirimu yang pernah membuat ku nyaman tanpa harus merasa takut menghadapi apa yang terjadi selanjutnya dalam hidup ini. Bagiku kenangan kita bukanlah hal mudah untuk di lupakan.. Tak ada gunanya memang bergelut dengan masa lalu yang sulit untuk dilupakan. Maafkan aku Din.. Bahagialah dengan jalan hidupmu yang sekarang, dengan jalan mu yang sudah kau pilih, dengan lelaki yang sekarang kau cintai. Biarlah perasaaan ini ku pelihara dan terkubur dalam dalam, tersimpan manis tak tersampaikan.
Categories:

0 komentar:

Posting Komentar