Bagaimana jika ibaratkan saja Hati ini adalah
sebuah rumah dengan berbagai ruangan seperti yang ada di dalam rumah..
Maksudnya
apa nta??
Gini, kita hidup sebagai mahluk sosial di muka
bumi ini, yang setiap hari membutuhkan orang lain untuk tetap bertahan hidup.
Dan juga membutuhkan pergaulan sosial demi menjaga kelangsungan ikatan
silaturahmi satu sama lain.
Di suatu hari, gue lagi asik duduk sendiri di
aula sekolah, lalu ada satu orang wanita sebut saja namanya Raisa. Dia
bercerita ke gue tentang pacarnya yang bersikap kurang wajar ahir-ahir ini,
hubungan yang masih seumur jagung udah mau putus lagi aja, sangat di sayangkan.
Raisa ini wanita yang lumayan cantik di
sekolah, dia baru aja kenalan sama cowok dari temennya. Baru pedekate selama 2 minggu dan langsung
jadian keesokan harinya. Namun setelah hubungan
berjalan sekitar seminggu, si cowok udah mulai bersikap agak aneh.
Karna mungkin sikapnya udah bikin raisa gak nyaman ahirnya dia mau putusin
cowoknya. (dalam hati, YESSS YESS THAT’S RIGHT BEBIHHHH)
Oke balik ke topik.
Hubungan seperti inilah yang harus di
perbaiki, dalam garis besar tidak mudah membangun sebuah hubungan yang sebenar-benarnya
hubungan dengan orang yang belum sepenuhnya mengenal kita dengan baik. Jangan
terlalu terburu-buru dalam mengambil keputusan untuk mencocokan satu sama lain,
kenali lebih dalam ketahui lebih jauh. Bukan hanya sekedar “aku suka kamu, kamu pun juga suka aku” tidak semudah itu membangun
sebuah hubungan yang serius, harus mempunyai suatu hal yang berkaitan satu sama
lain. Bukan hanya mengerti perbedaan tapi lebih kepada keterkaitan satu sama
lain untuk berkomitmen saling menyamankan.
“ya
terus gue harus gimana, nta? “
Begini, ibaratkan hati kita itu seperti rumah.
Dan pemiliknya adalah kita sendiri, Kita boleh-boleh aja kok welcome ke orang-orang yang sesekali
ingin bertamu ke rumah ini, tapi perlu di inget gak semua tamu bisa lo
persilahkan dengan bebas masuk ke bagian terdalam rumah lo.
Hal paling fatal yang sering di temukan
adalah, saat hati kita di tamui oleh seseorang yang sangat baik, sangat
perhatian dan juga seorang penyanjung yang hebat. Sehingga kesan pertama adalah
perasaan naksir yang membuat dirimu terlalu baik, hampir setiap hari berkunjung
hampir tiap hari juga ia mempunyai kesempatan untuk mengambil alih.
Setelah sekian lama cukup berkesan pada
ahirnya dia mencapai titik kebosanan, lalu dia pergi dari rumah itu menyisakan
banyak sampah dan mengacaukan semua isi yang ada di dalamnya setelah memiliki
semua yang dia mau.
Sama halnya seperti kita bertamu ke
rumah-rumah orang lainnya, apa kita langsung ke ruang keluarga? Apa kita
langsung tidur tiduran di kamar si pemilik rumah? Tidak kan? Begitu pula hati
lo sendiri, lo harus bisa memfillter orang orang yang mau deket sama lo. Gak
semua orang bisa menempati bagian terdalam dari diri lo, Tempatnya tamu itu
cukup di ruang tamu, Gak lebih.
Jangan paksain diri lo untuk menerima tamu
lebih banyak apalagi dengan tamu yang belum lo kenal sama sekali, batasi ruang
gerak lo sendiri untuk orang selanjutnya yang lebih baik lebih tulus dan lebih
menerima apa adanya. Tidak masalah seberapa lama menunggu, jangan pula takut
karna tidak ada yang bertamu.
Lebih baik menikmati sendiri daripada
memasukan orang yang salah, terkadang orang yang bertamu hanya ingin melihat
lihat, bukan untuk menetap dan menyamankan satu sama lain untuk waktu yang
lebih lama.